Selasa, 07 Agustus 2018

Informasi Lengkap dan Dampak Mengerikan Jika Melewatkan Imunisasi Campak Rubella (MR)

Vaksin MR merupakan kombinasi vaksin campak atau Measles (M) dan Rubella (R). Adapun vaksin MMR merupakan vaksin yang terdiri dari 3 komponen vaksin yaitu Mumps (gondongan), Measles (campak), dan Rubella. Lantas apa perbandingannya dan mengapa pemerintah kini lebih memprioritaskan program imunisasi vaksin MR? Berikut penjelasannya...

Vaksin MR (vaksin campak dan rubella) diberikan untuk mencegah terjadinya penyakit yang disebabkan oleh virus campak dan rubella (campak jerman). Seperti diketahui, campak dan rubella merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh virus. Penularan kedua penyakit ini biasanya melalui saluran napas, terutama dari kontak langsung dengan penderita yang terinfeksi melalui batuk atau bersin.

Perbedaan Vaksin MR dan MMR

Campak dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan demam, ruam, batuk, pilek, dan mata merah serta berair. Campak juga kerap menyebabkan komplikasi serius seperti infeksi telinga, diare, pneumonia, kerusakan otak, dan kematian.

Sementara rubella atau campak Jerman merupakan infeksi virus yang menyebabkan demam, sakit tenggorokan, ruam, sakit kepala, mata merah dan mata gatal. Rubella kerap terjadi pada anak-anak dan remaja. Kendati ringan, virus ini bisa memberi dampak buruk pada ibu hamil yang tertular, yakni menyebabkan keguguran, bayi terlahir mati, atau bahkan cacat lahir serius pada bayi seperti kebutaan dan tuli. Nah, program pemberian imunisasi vaksin MR ini bertujuan untuk mencegah infeksi rubella saat kehamilan yang dapat menyebabkan bayi lahir dengan penyakit kelainan bawaan.

Vaksin MR merupakan pengganti vaksin MMR yang kini sudah tidak tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia. Vaksin MMR merupakan vaksin untuk mencegah penyakit campak, rubella dan gondongan. Perbedaan antara vaksin MR dan MMR adalah kandungan mumps untuk melawan gondongan yang tidak dimasukkan ke dalam vaksin MR.

Gondongan adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang dapat mengakibatkan terjadinya demam, nyeri sendi, sakit kepala, pembengkakan pada kelenjar yang terletak di bagian bawah telinga, kelelahan, dan kehilangan nafsu makan. Gondongan juga dapat menyebabkan komplikasi yang mencakup pembengkakan testis atau ovarium penyebab kemandulan, tuli, meningitis, dan dalam kasus yang jarang terjadi bisa berakhir pada kematian. Namun, kasus penyakit gondongan sudah jarang dijumpai di Indonesia.

Imunisasi vaksin MR diberikan untuk semua anak usia 9 bulan sampai dengan kurang dari 15 tahun selama kampanye imunisasi MR. Selanjutnya, imunisasi MR masuk dalam jadwal imunisasi rutin dan diberikan pada anak usia 9 bulan, 18 bulan, dan kelas 1 SD/sederajat.

Vaksin MR efektif dan aman diberikan kepada anak sekalipun pada anak yang sudah mendapat vaksin MMR. Vaksin yang digunakan telah mendapat rekomendasi dari WHO (Badan Kesehatan Dunia) dan izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan, dan vaksin ini telah digunakan di lebih dari 141 negara di dunia. Departemen Kesehatan RI juga menegaskan bahwa vaksin MR tidak menyebabkan autisme atau kelumpuhan seperti isu yang beredar di masyarakat.

Sama halnya dengan vaksin suntik lainnya, demam ringan, ruam merah, bengkak ringan dan nyeri di lokasi suntikan setelah imunisasi adalah reaksi normal yang akan menghilang dalam 2-3 hari. Kejadian pascaimunisasi yang serius sangat jarang terjadi.

Yang perlu dipahami adalah, campak merupakan penyakit pembunuh anak-anak, dan rubella dapat menyebabkan cacat lahir seumur hidup. Tidak ada pengobatan khusus untuk campak dan rubella, namun keduanya dapat dicegah dengan vaksin MR. Oleh sebab itu, penting bagi anak Anda untuk mendapatkan vaksin MR dalam program kampanye pemerintah dan imunisasi rutin untuk meningkatkan kekebalan tubuh Si Kecil dari penyakit ini. Tak hanya anak-anak dan remaja, orang dewasa juga dapat diberikan vaksin ini terutama sebelum hamil. 

Menurut Dr. dr. Toto Wishnu Hendrarto, SpA(K), DTM&H, sindrom rubella kongenital merupakan beban penyakit yang dapat memberatkan negara jika tidak dicegah sedini mungkin. Dari data WHO atau Organisasi Kesehatan Dunia, terdapat 326 ribu kasus sindrom rubella kongenital per tahun di dunia. Sementara di Indonesia, tercatat 5.000 - 6.000 kasus per tahun.

"Program imunisasi ini untuk memutus mata rantai penularan, bukan hanya pada yang diimunisasi saja tapi juga janin pada ibu-ibu hamil. Selama ini masih ada mispersepsi, bahwa pencegahan pada anak padahal yang kita sasar adalah janin-janin yang akan dilahirkan," jelas Toto saat seminar media Hari Anak Nasional di Gedung IDAI, Jakarta, Kamis 27 Juli 2017.

Untuk mengetahui pentingnya imunisasi MR ini, lanjut Toto, harus dilihat bagaimana beban penyakit dari MR ini. Measles atau campak, harus dieliminasi karena dua hal. Pertama dan paling utama, penyakit ini tidak menular ke binatang dan hanya ada di manusia.

"Karena ada di manusia, kalau kita kontrol manusianya, maka proses infeksi pada manusia bisa dikontrol dan bisa dieliminasi penyakitnya," terang Toto.

Alasan kedua kenapa campak harus dieliminasi adalah karena penyebabnya adalah virus. Penyakit yang disebabkan oleh virus, kata Toto, hingga saat ini belum ada obat yang efektif menanganinya. Karenanya, paling bagus adalah dengan mencegah jangan sampai sakit.

Begitu pula dengan rubella, pencegahan penting dilakukan karena pada rubella ada penularan vertikal. Ini bisa jadi masalah.

"Khusus bagi rubella, karena tidak ada obatnya, saat menginfeksi dia akan masuk ke dalam sel. Itu akan dapat menetap sehingga suatu saat bisa reaktivasi virus. Makanya diusahakan jangan sampai masuk badan. Terutama ke anak perempuan," ujar Toto.

Karena itulah, pencegahan dini terutama pada perempuan sangat penting dilakukan karena jika ada sel ini di dalam diri perempuan, suatu saat dia hamil dan terjadi reaktivasi akan terjadi sindrom rubella kongenital. Anak yang dikandung bisa mengalami cacat seperti tuli, penyakit jantung bawaan, bahkan hingga kematian. 

Fatwa MUI mengenai Imunisasi

MUI telah mengeluarkan fatwaNomor 4 Tahun 2016 terkait imunisasi. Imunisi diperbolehkan jika dilakukan untuk mencegah dampak penyakit berbahaya. "Untuk mencegah suatu kerugian maka ini harus dilakukan, imunisasi diperkenankan,".

Vaksin MR efektif untuk mencegah penyakit Campak dan Rubella, aman dan telah digunakan di lebih dari 141 negara di dunia. Vaksin MR yang digunakan telah mendapat izin edar dari Badan POM.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Informasi Lengkap dan Dampak Mengerikan Jika Melewatkan Imunisasi Campak Rubella (MR)

0 comments:

Posting Komentar